WELCOME !

This blog is dedicated for Organic Chemistry subject. so Welcome and Let's share the world !! ^^;;

Friday, November 2, 2012

REAKSI ASAM-BASA ORGANIK DAN REAKSI OKSIDATIF SENYAWA HIDROKARBON


REAKSI ASAM BASA ORGANIK


            Asam organik yang dimaksud adalah kelompok asam karboksilat dan basa organik adalah kelompok senyawa amina.
-          Basa Amina
Senyawa amina ditandai dengan gugus fungsi amino (-NH2). Senyawa amina dapat dianggpa sebagai turunan dari ammonia dengan mengganti satu, dua, atau tiga hidrogen dari amonia dengan gugus organik. Berdasarkan gugus karbonya maka amina dibedakan atas amina alifatik jika terikat pada karbon alifatik, contoh CH3-CH2-NH2 (etil amina), dan amina aromatic jika gugus karbonya adalah karbon aromatic.
           Amonia bereaksi sebagai basa karena adanya pasangan bebas yang aktif dari nitrogen, Nitrogen lebih elektronegatif dari hidrogen sehingga menarik ikatan elekton pada molekul amonia kearahnya. Atau dengan kata lain dengan adanya pasangan bebas terjadi muatan negatif sekitar atom nitrogen. Kombinasi dari negatifitas ekstra tersebut dan daya tarik pasangan bebas, menarik hidrogen dari air.

Reaksi Amina dengan Derivat Asam Karboksilat :
Reaksi antara amina dengan ester, klorida asam, anhidrida asam menghasilkan amida. Contoh :


                                


-          Asam Karboksilat
Asam organik adalah senyawa organik yang mempunyai derajat keasaman (bahasa Inggris: acidic properties). Asam organik yang paling umum adalah asam alkanoat (asam karboksilat) yang memiliki derajat keasaman dengan gugus karboksil (–COOH) yang terbentuk melalui perpaduan antara gugus karbonil dengan gugus hidroksil yang terpaut dalam satu karbon. Turunan asam karboksilat yaitu ester, anhidrida asam karboksilat, dan amida. Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -OH digan-ti dengan -NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asli. Reaksi pada amida yaitu hidrolisis amida dimana Amida sangat kuat/tahan terhadap hidrolisis. Tetapi dengan adanya asam atau basa pekat, hidrolisis dapat terjadi menghasilkan asam karboksilat. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam organik tergolong dalam asam lemah. Hal ini disebabkan karena ionisasi sangat tidak lengkap. Pada suatu waktu sebagian besar dari asam berada di larutan sebagai molekul yang tidak terionisasi. Sebagai contoh pada kasus asam etanoik, larutan mengandung 99% molekul asam etanoik dan hanya 1 persen yang benar benar terionisasi.
Contoh reaksi pada asam organik yaitu reaksi pada asam asetat. Asam asetat bereaksi dengan basa amina menghasilkan garam amina.





REAKSI OKSIDATIF PADA SENYAWA HIDROKARBON
·         Reaksi Pada Alkana  

      Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Jika alkana dibakar dengan oksigen berlebih maka pembakaran akan berlangsung dengan sempurna dan menghasilkan CO2 dan H2O. Pembakaran alkana bersifat eksotermik, yaitu menghasilkan panas (kalor). Contohnya yaitu reaksi pada metana ditambah oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air.

Pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara. Contoh reaksi pembakaran tidak sempurna yaitu reaksi pada iso oktana.

·         Reaksi Pada Alkena
Sama halnya dengan alkana,Jika alkena dibakar dengan oksigen berlebih maka pembakaran akan berlangsung dengan sempurna dan menghasilkan CO2 dan H2O. Contohnya yaitu reaksi pada etena :

Memang banyak sekali reaksi - reaksi yang dapat dilanjutkan dalam sintesis senyawa organik. Kali ini akan kita bahas perbedaan reaksi Osmilasi dan reaksi Permanganat. Kedua reaksi tersebut memiliki kesimpulan reaksi yang sama: Oksidasi.

1. Reaksi Osmilasi
Reaksi ini menggunakan OsO4 (Osmium teroxide) sebagai reagen oksidatornya. Dengan menggunakan reaksi ini, ternyata diketahui dapat terjadi reaksi Syn-Adisi, yaitu reaksi adisi suatu diol yang memiliki bentukan isomer geometri.
Perhatikan gambar berikut:

Gambar tersebut adalah mekanisme reaksi osmilasi. Akan lebih mudah untuk mengetahui dimana letak perbedaan Syn-Adisi pada reaksi ini dengan contoh dibawah:
 Keterangan:
NMO = N-Morpholine Oxide

Ingat bahwa keberadaan pelarut dan campuran - campuran reagen lainnya dapat mempengaruhi hasil reaksi dan reaksi diatas akan memberikan rendemen terbesar pada hasil Syn-Trans.
2. Reaksi Permanganat
Pembentukan diol dengan reaksi ini harus dilakukan dalam suasana basa karena pada suasana asam, proton dapat menyerang kembali produk terbentuk sehingga dapat memutuskan ikatan rangkap.

Mekanisme Reaksi:
           
·         Reaksi Pada Alkuna
            Pembakaran alkuna melibatkan reaksi antara alkuna dengan oksigen. Reaksi ini bersifat eksotermik. Sama halnya dengan alkena,Jika alkuna dibakar dengan oksigen berlebih maka pembakaran akan berlangsung dengan sempurna dan menghasilkan CO2 dan H2O. Contohnya yaitu reaksi pada etuna :